gili yang paling populer di Lombok adalah gili Trawangan. Paling banyak turis mancanegara yang dateng ke sana, diimbangi juga dengan makin banyaknya turis lokal yang ikut-ikutan liburan ke sana – salah satunya ya saya , hehehe. Kehidupan di malam harinya juga oke, makin malem malah makin rame. Mungkin, kayak di Legian dan Seminyak ya? OOT dikit, tapi kenapa waktu kita keliling di Legian jam 11 malam malah sepi ya? Apa ‘kepagian’?hehee
Untungnya pas saya liburan ke Gili T kemarin ini, nggak banyak-banget turis lokalnya. Bukannya apa-apa, biar sekali-kali bisa merasakan tinggal di antara bule-bule walaupun masih di negeri sendiri, hehe. Biar nggak perlu traveling jauh-jauh.
Sampai di dermaga, langsung disambut sama cidomo. Tarif cidomo ini sudah ada daftar harganya. Puluhan ribu pokoknya, lumayan mahal. Kalau nggak bawa barang berat, kalau ke Gili Trawangan ini sebaiknya pakai ransel aja. Kita kemarin pakai koper yang bisa ditarik aja rasanya udah salah kostum. Di sini bule-bule rata-rata pakai tas backpack yang bisa lumayan tinggi itu.
Asiknya lagi di Gili Trawangan ini, kita bisa enjoy sunset dan sunrise di 1 pulau.
Berhubung kita sampainya siang, kita ke hotel terus istirahat sebentar. Abis itu, sewa sepeda dari hotel. Tarifnya 50.000/24 jam. Berhubung kita nyewanya nggak sampai 24 jam dan 4 orang yang nyewa, jadi nawar-nawar dikit. Detailnya lupa. Yang pasti, ada harga ada rupa. Kalau mau sepeda baru, nggak mungkin dapat tarif murah-murah banget.
Dalam perjalanan ke Sunset Point, kita sempat berhenti sebentar di area yang ada 2 pohon yang dipakai buat gantung berbagai sandal jepit. Mungkin hasil nemu sandal-sandal yang sempat kebawa ombak.
Sedikit informasi, di daerah sunset (matahari terbenam) ini belum
begitu banyak penginapan. Keliatannya karena pantainya kurang bagus,
jadi kurang bisa dipakai untuk berenang. Di sisi lain pantai, pantainya cantik banget dan bersih banget juga.
Waktu itu kalau pergi masih suka bawa camera waterproof, jadi aman
,Termasuk juga foto di bawah ini. Warna-warna payung di sun bed
beda-beda itu tergantung punya resort/villa/cottage mana. Kalau
kebetulan kita nggak nginap di hotel pinggir pantai (penginapannya ada
di posisi seberang jalan ya), kita bisa pesan makanan atau minuman dari
bar hotel tsb untuk dapat menikmati suasana pinggir pantai.
Di area ini, selain cocok buat berenang
sampai area yang dibatasi karena airnya tenang banget, cocok juga buat
menikmati sunrise alias matahari terbit. Tapiiiii… kita-kita pada susah
bangun pagi, khususnya gw, karena keburu tepar abis kelilingin sepeda
sore sebelumnya. Trust me, it’s not easy at all karena banyak banget
daerah berpasir. Genjot sepeda di area berpasir itu benar-benar
perjuangan. Belum lagi ditambah ada beberapa area yang sedikit longsor,
jadi kita mesti nyelametin sepedanya (sepedanya jalan di area atas),
sementara kita jalan kaki agak ke bawah sambil dorong sepeda.
Nggak mau lagi deh sepedaan keliling Gili
T. Kalau ke sana lagi, sewa sepeda paling untuk makan dan pindah-pindah
tempat di area yang jalannya bagus aja. Turis males yaaa
Yang bikin salut bin kagum itu ada bule
cewek yang jogging keliling pulau, jauh lebih cepat dan stabil daripada
kita-kita yang naik sepeda ini. Mantap banget deh.
Di hari ke-2, rute kita nggak muluk-muluk.
Nggak ikutan snorkeling 3 Gili juga. Cuma pagi-pagi breakfast sambil
berenang di pinggir pantai. Terus, naik sepeda cari makan ke pasar seni.
Tau-tau udah jam 12 aja, saatnya checkout dan mengikuti jadwal untuk
naik kapal nelayan ke Pulau Lombok
Tarifnya di tahun 2013 itu 10.000/orang. Enak banget, sepoi-sepoi dan 30 menit nggak berasa, orang hampir ketiduran kok
Pas di dermaga, kebetulan kita lihat fast
boat Marina Srikandi – fast boat yang kita pakai dari Padang Bai Bali ke
Gili Trawangan sehari sebelumnya. Buru-buru difoto deh, siapa tau
berguna buat gambaran teman-teman yang lagi ngerencanain liburan ke Bali
& Lombok.
No comments:
Post a Comment